Senin, 03 September 2012

Tapi tiba-tiba aku terpaksa bungkam. Dihadapanku muncul pemandangan rupawan; pantai sehabis hujan dengan gelombang besar memukuli karang; dan pelangi tiipis muncul pelan-pelan.

"Harusnya sampai besok pagi, sampai minggu depan, sampai lima puluh tahun kemudian, cerita kita, kita perjuangkan," Dirga menatap pelangi, sorot matanya yang riang berganti sedih.

"Kita nggak bisa. Karena untuk berjuang perlu dua orang," aku berkeras walau suaraku sudah terdengar parau. Ada yang tercekat ditenggorokan.

"Memang siapa yang nggak mau berjuang?"

"Bukang nggak mau, Dirga, tapi aku enggak bisa"

"Kenapa kamu nggak bisa?" cecar Dirga. Biasanya sekali kubilang tidak, Dirga akan berhenti bertanya-tanya.

"Karena mimpi kita lain."


-- Kinsia Eyusa Merry - Beda? (Taste Buds, hal : 38-39)

Tidak ada komentar: