Berhubung sang master agak terlambat dateng , jadi saya berencana berjalan-jalan sejenak untuk menikmati event rutin ibukota yang baru saya lihat "Car Free Day". Tak terasa saya sudah berjalan hingga bundaran HI, dan mata saya terpana pada sekumpulan orang yang mengelilingi sesuatu. "Kayaknya kenal" pikir saya, hehehe ya iya lah kenal. orang sering muncul di tipi, yap saya ketemu fiveminutes yang ternyata lagi manggung. Asyik, sambil menyelam minum aer *kan gak bete nunggunya* hehehe...
Gak berapa lama, henpon saya pun berdering dan saya pergi meninggalkan keramaian karna sang master dah dateng...
dan acarapun dimulai...hehehe *dah gak sabar*
Berikut adalah ilmu yang telah saya dapat hari itu...
Pertama-tama, saya diajarkan cara memegang kamera SLR yang baik dan benar. oia fyi kamera yang digunakan adalah Canon type 400D Digital yang tampak seperti gambar dibawah ini :
Dengan spesfikasi yang dapat dilihat disini.
Pelajaran kedua, saya diajak untuk mengenal properti yang ada pada kamera tersebut beserta set up yang perlu dilakukan sebelum shot dilakukan.
Properti tersebut terdiri dari :
1. ISO,
Dalam era fotografi film dikenal dengan nilai ASA pada film yang menandakan sensitivitas film tersebut terhadap cahaya. Istilah ISO pada fotografi digital (mengacu pada standar ISO 12232) pun ekuivalen seperti ASA untuk film, dimana dalam hal ini ISO menyatakan nilai sensitivitas sensor pada kamera digital. (sumber)
Semakin tinggi ISO yang digunakan maka semakin tinggi pula intensites cahaya yang didapat. kira-kira begitulah, atau simple nya ISO dengan angka yang lebih besar lebih baik digunakan pada ruangan tertutup ataupun pada malam hari yang kadar cahaya nya kurang. ISO yang tersedia pada Canon 400D merupakan kelipatan yang dinyatakan yang awalnya bernilai 100, 200, 400, 800, dst hingga 3200.
2. F (Diafragma),
Diafragma merupakan suatu nilai bukaan lensa yang biasa dilambangkan dengan f stops. Pada awalnya diafragma lensa merupakan suatu lembaran kertas yang diberikan lubang ditengahnya yang berfungsi untuk menghentikan cahaya. Oleh karena itu sebutan untuk diafragma adalah stop yang berarti menghentikan. (sumber)
Pengaturan diafragma yang baik disusaikan dengan nilai shutter speed yang digunakan, karna nilai diafragma berbanding terbalik dengan shutter speed. Semakin besar nilai diafragma yang dugunakan (bukaan semakin besar, dan menghasilkan cahaya yang lebih banyak) maka semakin cepat shutter speednya. (logikanya, karna bukaan cukup besar maka cahaya yang dikumpulkan dapat dengan cepat terkumpul maka shutter speed juga dapat cepat dieksekusi *begitu kali yah*). Pada Canon 400D nilai diafragma yang saya gunakan berkisar antara 3.5-4.5.
3. Shutters Speed (Kecepatan Rana),
Shutters Speed a.k.a Kecepatan Rana dalam bahasa indonesia. Shutter adalah semacam layer yang menutup sensor. Pada waktu kita men-jepret, Shutter ini akan terbuka selama bbrp waktu sehingga sensor bisa merekam cahaya yang masuk melalui lensa. Durasi pembukaan shutter inilah yang dikenal sebagai Shutter Speed. Logikany, semakin lama shutter dibuka akan semakin banyak cahaya yang masuk. Dan sebaliknya semakin cepat shutter dibuka maka makin sedikit cahaya yang terekam.4. Metering,
Satuannya detik . Satuannya lebih mudah dipahami ketimbang satuan Aperture . Untuk mengurangi banyaknya cahaya yang masuk menjadi setengah sebelumnya (-1 stop ), waktu Shutter Speed tinggal di bagi 2 . Dan sebaliknya , untuk menambah cahaya menjadi 2x sebelumnya ( +1 stop ) tinggal di kalikan 2 . Pada kamera Nikon D50 , nilai Shutter Speed yang dapat digunakan pada kamera adalah 60 , 32 , 16 , 8 , 4 , 2 , 1s , 1/2 , 1/4 , 1/8 , 1/16 , 1/32 , 1/64 , 1/125 , 1/250 , 1/500 , 1/1000 , 1/2000 , 1/4000 . 1/4000 . Range nilai Shutter Speed pada kamera tipe/merk lain kurang lebih sama . Pada beberapa kamera pro , kecepatannya bisa sampai 1/8000s . Cukup cepat untuk memotret peluru yang melesat !! (sumber)
Bidikkan kamera pada objek, kemudian tekan tombol shutter setengah. Maka akan muncul metering yang dapat digunakan untuk pengaturan diafragma dan shutter speed yang tepat.
Ketika shut dilakukan, saya pun memeriksa hasil yang ada dan saya terperangah karna menemukan kejanggalan. Sebelumnya saya menset shutter speed = 1/4000 dengan diafragma sebesar 3.5, namun pada information yang tertulis dari hasilnya tidak nampak nilai-nilai tersebut. Semuanya berubah dari settingan awal saya. Apa yang terjadi?
hohoho setelah saya bertanya pada sang master, ternyata penyebabnya adalah zooming yang sempat saya lakukan pada saat pengambilan objek tersebut. Hmmm...singkatnya nilai shutter speed dan diafragma dapat berubah dengan sendirinya menyesuaikan dengan Zoom yang dilakukan.
Setelah mendapat penjelasan dari sang master, saya dimminta melakukan beberapa percobaan pengambilan gambar dengan berbagai cara. Dan saya pun diajarkan menggunakan efek blur tanpa menyentuh photoshop sama sekali... hehehe ternyata caranya gampang yah...
saya rasa cukup sekian untuk postingan pembuka photography kali ini, nanti kita sambung lagi dilain waktu... hehehe
Nah ini dia hasilnya...
ini coba-coba poto macro...
yang ini lagi nyoba dapetin perspektif dengan 1 titik hilang :P
kalo yang ini, nyoba efek ngeblur gtu...*keliatan gak c? :D*
bdw yang mau liat hasil lengkap dari bidikkan pertama saya bisa mampir ke gallery saya.